The Surface (2014)

Ombak Lake Michigan menderu tak kenal ampun, angin berbisik lagu duka, dan kabut tebal berpelukan erat dengan langit senja. Di tengah ketidakpastian ini, dua jiwa terdampar, masing-masing membawa kisah nestapa yang terkubur dalam.

Yang satu, Elara, wanita muda bermata sendu, digerogoti duka kehilangan. Cinta yang pernah mekar bagai mawar musim semi kini tak ubahnya duri yang menusuk hatinya. Dengan perahu yang oleng dan hati yang rapuh, ia tersesat dalam labirin kesedihan, mencari pelarian di dinginnya air.

Yang lain, Reza, lelaki berwajah terbakar matahari, memikul beban kegagalan. Mimpi yang pernah berkobar terang kini padam bagai bara api yang tertiup angin. Keterpurukan mencengkramnya, dan ia terkatung-katung di perahu reot, mencari jalan keluar dari jerat keputusasaan.

Takdir, dengan tangan tak terlihat, melempar mereka ke pusaran yang sama. Perahu Elara, tersapu badai, bertabrakan dengan perahu Reza. Keduanya terlempar ke air, dipeluk dinginnya air dan dihantui ancaman ombak yang mengamuk.

Dalam kepanikan, tangan Elara dan Reza saling berpegangan. Dua jiwa yang tersesat, tak sengaja menemukan jangkar di tengah badai. Di atas bentangan air yang tak bertepi, mereka terkatup dalam perahu penyelamatan, berbagi kehangatan tubuh dan cerita nestapa.

Elara bercerita tentang cinta yang ternodai, tentang janji yang menguap bersama angin. Reza mengurai kisah mimpi yang hancur, tentang ambisi yang terkubur dalam pasir kegagalan. Air mata berbaur dengan buih ombak, duka dan frustrasi bersatu dalam irama deru angin.