Terpesona oleh keajaiban aeronautika, bocah berusia 11 tahun bernama Teo diam-diam bermimpi terbang. Didorong oleh tekad dan persahabatan yang erat, Teo bersama sahabatnya, Emma, mulai membangun balon udara mereka sendiri.
Dibawah cahaya lampu redup ruang bawah tanah, tangan mungil Teo dan Emma dengan cekatan menjahit lembaran kain warna-warni, mengubahnya menjadi kantong udara yang besar dan kokoh. Mereka mengumpulkan bahan-bahan bekas, dari tongkat kayu tua hingga potongan kain perca, dan menyulapnya menjadi kerangka dan gondola.
Namun, tantangan terbesar Teo bukanlah teknis, melainkan ayahnya yang skeptis. Sang ayah, seorang pria pragmatis yang menekankan pentingnya pendidikan formal, tidak mendukung obsesi Teo terhadap balon udara. Teo bertekad membuktikan kepada ayahnya bahwa mimpi, meski tampak mustahil, layak untuk dikejar.
Miles Montego memiliki segalanya - mobil, perahu, penampilan yang menarik, rumah besar, uang, wanita, tetapi…
Seorang pria biasa yang frustrasi dengan berbagai kekurangan yang dia lihat dalam masyarakat mulai melampiaskan…
Danny Ocean bertemu kembali dengan mantan kekasihnya dan rekan-rekan pencuri cerdiknya untuk melakukan tiga pencurian…
"Frat Star" menggali dunia yang menarik, dangkal, manipulatif, dan gelap dari budaya persaudaraan Ivy League.…
"Frat Star" menggali dunia yang menarik, dangkal, manipulatif, dan gelap dari budaya persaudaraan Ivy League.…
Perjalanan roller coaster yang menyenangkan tentang tiga orang muda, Aju, Divya, dan Kuttan yang bersaudara…
This website uses cookies.