Scrooge: A Christmas Carol (2022)

Angin menderu di malam Natal, salju menyelimuti jalanan kota London. Di tengah keramaian yang bergembira, Ebenezer Scrooge, sosok tua kikir dan pembenci Natal, mengurung diri dalam perapian rumahnya yang dingin dan gelap. Harta berlimpah tak mampu membelikan kehangatan hati, dan Natal baginya hanyalah hari pemborosan yang konyol.

Tapi malam ini, Malam Natal yang ke-12, sesuatu berubah. Lonceng gereja berdentang, dan Scrooge didatangi oleh arwah sahabat lamanya, Jacob Marley, yang terikat di neraka karena keegoisan dan kekejamannya semasa hidup. Marley, dengan rantai dan beban penyesalan, memperingatkan Scrooge tentang nasib yang sama.

“Scrooge,” bisik Marley, “Engkau masih punya kesempatan. Kau akan didatangi tiga roh: Roh Masa Lalu, Roh Masa Sekarang, dan Roh Masa Depan. Dengarkan mereka, belajarlah dari kesalahanmu, dan ubahlah nasibmu sebelum terlambat.”

Dengan dengungan kuali neraka dan suara rantai Marley yang menghantui, Scrooge tersentak bangun. Malam itu, ia menjalani perjalanan menakjubkan bersama tiga roh. Roh Masa Lalu menunjukkan masa kecilnya yang kesepian, cinta yang hilang, dan mimpi yang terkubur. Roh Masa Sekarang memamerkan kemiskinan dan keceriaan keluarga Cratchit, anak buah Scrooge yang digaji rendah namun bersyukur dengan sedikit yang mereka miliki. Dan Roh Masa Depan menampilkan masa depan yang suram, di mana Scrooge meninggal sendirian dan tak dikasihani.

Setiap roh meninggalkan jejak penyesalan di hati Scrooge. Dia melihat keegoisannya telah melukai orang lain, membuat mereka menderita dan kehilangan. Dia melihat dirinya di akhir hidupnya, sosok tua yang ditinggalkan dan dibenci.