Salitan (2024)

Seorang istri yang curiga, sebut saja Maya, membuntuti suaminya, Anton, ke Bali. Perjalanan yang seharusnya untuk memantau gerak-gerik Anton justru menjadi bumerang bagi Maya. Di Pulau Dewata itu, ia tak sengaja bertemu dengan Oka, pria lokal yang memiliki paras menawan dan pembawaan yang ramah. Seiring berjalannya waktu, Maya dan Oka semakin akrab, hingga benih-benih cinta pun tumbuh di hati Maya.

Ironisnya, alih-alih cemburu dan marah mengetahui gelagat mencurigakan Anton, Maya justru dihantui rasa bersalah yang semakin besar. Perasaan itu kian menguat karena interaksinya dengan Oka yang membuat Maya mempertanyakan kesetiaannya sendiri. Maya berada dalam situasi yang serba salah. Ia terjebak di persimpangan antara kecurigaan terhadap Anton dan ketertarikan yang tak terbantahkan pada Oka.

Dalam benaknya, jika Anton terbukti selingkuh, maka Maya bisa “memvalidasi” perselingkuhannya sendiri dengan Oka. Dengan kata lain, Maya seolah mencari pembenaran atas perasaan yang ia miliki terhadap Oka. Akankah Maya terang-terangan berbohong pada Anton dan mengakui perselingkuhan yang sebenarnya tidak terjadi? Atau akankah ia jujur dan menghadapi konsekuensi dari perbuatannya? Dilema ini pun turut menambah rumit permasalahan rumah tangga Maya dan Anton.