Plurality (2021)

Dengan mata terbelalak dan jantung berdebar, Ming Ze tersadar dari koma akibat kecelakaan bus yang mengerikan. Dunianya terasa kabur, pikirannya dipenuhi suara-suara asing dan gambaran-gambaran yang bukan miliknya. Perlahan, ia menyadari bahwa kesadarannya kini dihuni oleh empat penumpang lain yang tewas dalam kecelakaan itu, keempatnya adalah tersangka dalam kasus penculikan dan pembunuhan berantai yang brutal.

Terjebak dalam situasi pelik, Ming Ze dihadapkan pada dua pilihan genting: melarikan diri dari kejaran polisi yang memburunya sebagai salah satu tersangka, atau mengungkap kebenaran di balik kematian para penumpang dan identitas sebenarnya sang pembunuh. Namun, untuk memecahkan teka-teki ini, Ming Ze harus terlebih dahulu menghadapi dan mengendalikan “penumpang gelap” dalam pikirannya sendiri, yakni kesadaran dan ingatan keempat korban yang kini menjadi bagian dari dirinya.

Perjalanan Ming Ze dalam mencari keadilan dan membuktikan dirinya tak bersalah ini ibarat berjalan di atas tali tipis. Setiap langkah dipenuhi bahaya, setiap keputusan berpotensi fatal. Ia harus menyelami ingatan-ingatan yang bukan miliknya, menghadapi trauma kelam para korban, dan merangkai potongan-potongan petunjuk yang kabur untuk menemukan sang pembunuh.

Kisah Ming Ze ini bukan sekadar thriller kriminal biasa, melainkan sebuah eksplorasi mendalam tentang ingatan, identitas, dan perjuangan melawan diri sendiri. Setiap tikungan dalam perjalanannya akan membuat Anda tertegun dan bertanya-tanya, siapakah sebenarnya Ming Ze? Apakah ia hanya wadah bagi kesadaran para korban, atau mungkinkah ia bisa menjadi pahlawan yang menyelamatkan diri dan korban terakhir dari sang pembunuh?