Minacious (2022)

Anita, agen layanan pelanggan yang biasa menangani keluhan dan omelan melalui telepon, tak menyangka teror sesungguhnya bakal menyambanginya bukan lewat headset, tapi dari dunia nyata. Dia sedang menumpang tinggal di rumah pamannya yang bergaya Victoria, menikmati keheningan dan kedamaian, hingga kedatangan seorang tamu tak diundang – suara seram di ujung telepon.

Awalnya, panggilan itu seperti komplain biasa. Seorang pria dengan nada mengeluh dan kata-kata kasar. Tapi lama-kelamaan, Anita merasa ada yang tak beres. Nada bicara yang semakin dingin, detail tentang rumah yang hanya tamu tak dikenal bisa tahu, dan ancaman-ancaman yang menusuk tulang. Keheningan rumah tua itu berubah menjadi ruang mencekam.

Dihantui oleh suara misterius di telepon, Anita harus bertahan sendirian. Insting dan akal sehatnya menjadi perisai melawan teror psikologis. Dia menelusuri jejak digital si penelepon, mengubah rumah menjadi benteng, dan berpacu dengan waktu untuk mengungkap identitas dan motif si psikopat sebelum terlambat.

Kisah Anita bukan sekadar pergulatan melawan teror telepon, tapi juga tentang keberanian menghadapi ketidakpastian dan melawan manipulasi. Akankah Anita berhasil mengungkap identitas si penelepon dan mengakhiri teror yang mencekam? Simak terus petualangannya di mana batas antara dunia maya dan nyata kabur, dan suara yang seharusnya membantu malah menjadi senjata teror.