Child Machine (2023)

Child Machine adalah film fiksi ilmiah yang diatur di masa depan. Film ini mengikuti kisah seorang ilmuwan wanita bernama Dr. Rachel Evans, yang sedang mempelajari perkembangan teknologi kecerdasan buatan yang revolusioner. Setelah bertahun-tahun penelitian intensif, Dr. Evans akhirnya berhasil menciptakan mesin yang dapat menghasilkan anak-anak manusia secara buatan.

Namun, ketika mesin tersebut mulai digunakan secara massal, muncul banyak pertanyaan etis dan moral mengenai konsep menciptakan anak manusia dengan menggunakan teknologi sebagai alat. Banyak orang pertama kali tidak yakin dengan kesahihan dan dampak jangka panjang dari mesin tersebut. Beberapa orang bahkan mencela temuan Dr. Evans sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia, dengan mengklaim bahwa menciptakan manusia secara buatan adalah melanggar kodrat Tuhan.

Tetapi, ada juga yang melihat potensi besar dari teknologi ini. Mereka mengakui bahwa mesin tersebut dapat mengatasi masalah kesuburan, infertilitas, dan bahkan memberikan kemampuan kepada pasangan homoseksual untuk memiliki anak biologis mereka sendiri. Namun, meskipun ada banyak manfaat potensial, film ini mengeksplorasi sisi gelap dari teknologi ini dan konsekuensi yang tidak terduga.

Ketika Dr. Evans melihat dampak negatif dan kontroversial yang diciptakan oleh hasil penemuannya, dia mulai mempertanyakan dirinya sendiri dan tujuan sebenarnya dari penelitiannya. Dia dihadapkan pada dilema moral tentang apakah menciptakan anak manusia secara buatan adalah tindakan yang benar.

Child Machine adalah perjalanan emosional dan filosofis yang menantang pemirsa untuk merenungkan tentang isu-isu etika dan moral yang muncul ketika teknologi kecerdasan buatan digunakan dalam konteks reproduksi manusia. Film ini membangkitkan pertanyaan tentang apa yang membuat kita manusia dan tanggung jawab kita sebagai pencipta makhluk hidup.