Brooklyn 45 (2023)

Pada suatu malam yang membeku di bulan Desember 1945, lima veteran militer berkumpul bersama di ruang tamu berornamen sebuah brownstone Brooklyn. Sahabat terbaik sejak kecil, mereka telah bersatu kembali untuk mendukung tuan rumah mereka yang bermasalah – tetapi ketika undangannya untuk koktail berubah menjadi séance dadakan, hantu metaforis masa lalu mereka menjadi terlalu nyata.

Suara gemerisik api dari perapian menciptakan bayangan panjang dan berliku-liku di dinding, menambah suasana misteri di ruangan itu. Para veteran, semuanya di awal usia dua puluhan, terlihat tegang dan gelisah. Mereka telah berperang bersama, telah melihat kengerian yang tak terbayangkan.

Tuan rumah, Jack, adalah yang paling terlihat terganggu. Dia pucat dan berkeringat, dan tangannya gemetar. Dia telah mengundang teman-temannya untuk meminta bantuan. Dia dihantui oleh mimpi buruk dan penglihatan, dan dia yakin bahwa rumah itu dihantui.

Para veteran lainnya ragu-ragu untuk percaya pada cerita Jack, tetapi mereka tahu bahwa dia terluka. Mereka berjanji untuk membantu dengan cara apa pun yang mereka bisa.

Mereka mengadakan séance dengan menggunakan media. Setelah beberapa menit, media mulai bergoyang-goyang, dan suara pelan terdengar dari dalam ruangan.

“Aku di sini,” bisik suara itu.

Para veteran saling berpandangan dengan kaget. Mereka tidak yakin apakah mereka melihat hantu atau korban tipuan.

Namun, pengalaman itu mengubah mereka. Mereka mulai menyadari bahwa perang telah mengubah mereka selamanya. Mereka telah melihat sisi gelap kemanusiaan, dan mereka tidak bisa lagi berpura-pura bahwa dunia baik.

Mereka mulai berbicara tentang pengalaman mereka di perang, dan mereka mulai menyembuhkan. Mereka belajar untuk menerima masa lalu mereka dan move on.

Kisah lima veteran ini adalah kisah tentang ketahanan dan persahabatan. Ini adalah kisah tentang bagaimana orang dapat mengatasi trauma dan membangun kehidupan yang baru.